Madrid Spanyol. |
Madrid merupakan ibukota Spanyol.
Nama Madrid terkenal di dunia salah satunya karena klub sepakbola ternama Real
Madrid yang berbasis di kota ini. Kota ini merupakan kota terbesar ketiga di
Eropa setelah London dan Berlin.
Meski diyakini telah ada sejak zaman prasejarah, tak banyak yang
tahu, orang yang memberi nama kota terbesar di Spanyol ini orang-orang muslim.
Sejarah modern Madrid dibangun oleh Amir Kerajaan Islam Cordoba Muhammad I.
Asal usul nama Madrid berasal dari kata Arab “Al Majrit“, yang
berarti tempat air memancar, sumber air, atau sumber saluran air (bahasa Arab: المجريط “sumber air”). Disebut ‘Al Majrit‘
dikarenakan dekat istana yang dibangun Muhammad I, terdapat sungai Manzanares,
yang disebut umat Islam ‘al-Majrīṭ‘. Sungai Manzanares menjadi sumber air
utama. Kemudian, nama ‘al-Majrit’ ini pun menjadi ejaan modern setempat
sehingga menjadi Madrid.
Saat Amir Cordoba Muhammad I menguasai Madrid, ia membangun
benteng pertahanan di sebuah bukit di tepi kiri Sungai Manzanares. Benteng itu
sangat kokoh melindungi Kota Madrid yang ekonominya sangat maju kala itu.
Disebutkan pula, sang khalifah juga memerintahkan pembangunan sebuah istana
kecil di tempat yang sama yang saat ini ditempati oleh Real Palacio. Di sekitar
istana tersebut, dibangun benteng kecil, al-Mudayna.
Dalam bibliografi karya Ibnu Hayyan, disebutkan kebanyakan yang
menjadi gubernur kota Madrid
pada masa pemerintahan Dinasti Umayyah adalah
anggota keluarga Bani Salim dari Berber.
Madrid Saat Malam Hari. |
Saat Islam berkuasa, banyak pembangunan yang dilakukan.
Perekonomian Madrid makin maju. Meski saat itu Madrid hanya sebuah kota kecil,
namun kegiatan ekonomi di kota ini cukup bagus. Misalnya, ada industri
pembuatan sepatu bersol gabus, yang semula dikembangkan oleh orang-orang Romawi.
juga industri kayu ek.
Di bawah pemerintahan islam, teknik pembuatan sepatu bersol
gabus diintensifkan dan didiversifikasi sehingga sepatu bersol gabus menjadi
hal umum di Spanyol. Bahkan pada masa itu, sepatu bersol gabus merupakan produk
ekspor pokok.
Warisan lain umat islam di kota Madrid adalah penggunaan qanat,
yaitu terowongan bawah tanah yang digunakan untuk tujuan irigasi. Di sana, juga
di bangun sistem penyediaan air untuk seluruh wilayah kota tersebut. Dengan
sumber air yang melimpah, penyediaan air pun bisa merata ke seluruh wilayah.
Selain itu, masih banyak yang ditorehkan umat Islam di kota terbesar ketiga di
Eropa tersebut. Namun sayangnya, budaya Islam tak bertahan lama dan tak banyak
berbekas saat ini.
Saat kekuasaan Islam di Andalusia (Spanyol) melemah, pada 1085,
benteng Madrid ditaklukkan oleh Alfonso VI Castilia. Raja Kristen itu pun
mengubah masjid-masjid di Madrid menjadi gereja. Pada 1329, Madrid benar-benar
berubah menjadi kota kristiani. Dan saat ini, Madrid lebih dikenal sebagai kota
sepakbola.
Tokoh Islam dari Madrid
Salah satu tokoh umat Islam yang menonjol dari Madrid adalah
seorang ilmuwan bernama Maslamah Ibnu Ahmad Al Majriti. Nama aslinya adalah
Abul Qasim Maslamah Bin Ahmad Al-Majriti. Disebut Al Majriti karena ia dilahirkan
di Madrid, Spanyol. Ilmuwan muslim ini meninggal sekitar tahun 1007 atau 1008
Masehi.
Menurut cendekiawan barat EJ Holmyard, Al Majriti merupakan
ilmuwan Muslim Spayol yang cemerlang pada masa Khalifah Al-Hakam II. Tak hanya
satu bidang pengetahuan yang ia kuasai, ia merupakan Kimiawan sekaligus
Astronom, Matematikawan bahkan ulama besar dari Andalusia.
Al Majriti juga merupakan ahli matematika terbaik menurut banyak
sarjana. Ia adalah kepala ahli matematika dan astronomi. Namanya semakin
terkenal karena keahliannya dalam ilmu waris.
Keahliannya dalam matematika dan astronomi, diwujudkannya dengan
mengenalkan tabel astronomi karya Al-Khawarizmi ke dunia barat (Kristen).
Al-Majriti memiliki risalah yang berjudul Al-Mutamalat. Dalam kitabnya berbagai
macam cabang pengetahuan, ia persembahkan seperti halnya penerapan matematika
dalam penjualan dan pejaka, operasi geometri, aljabar dan ilmu hitung lainnya.
Risalah lainnya dalam bidang astronomi sudah diterjemahkan
kedalam bahasa Latin oleh Joan Hispalensis dan John dari Sevilla. Pada tahun
979 M, setelah melakukan observasi astronomi, ia merevisi tabel astronomi karya
Al-Khawarizmi. Pada paruh pertama abad XII, ada empat ilmuwan non-muslim yang
sudah menerjemahkan berbagai risalah para Ilmuwan Muslim, termasuk kitab-kitab
ilmuwan Muslim revisi Al-Majriti, yaitu Adelard dari Bath, Hermann The
Dalmatian, Robert dari
Chester, dan Plato dari Tivolli.
Al Majriti juga menorehkan prestasi dalam bidang Kimia. Dua
risalah kimia yang berjudul Rutbat Al-Hakim dan Ghayat Al-Hakim adalah bukti
kecerdasannya.
Al Majriti juga dikenal sebagai orang pertama yang membuktikan
prinsip kekekalan massa yang ia tulis dalam kitab Rutbat al Hakim. Jauh sebelum
Iimuwan non-Muslim yang bernama Lavoisier dari
Prancis yang dianggap sebagai
penemu prinsip kekekalan massa.
(sumber: Wisata Muslim)
- Email: sukmahadiadi@yahoo.com
- Telepon: +212656865703
- Whatsapp: +212634007045
- PIN BB: 7F1AF9AF
Sekedar informasi, bahwa warga negara Indonesia mendapatkan free visa selama 3 bulan kunjungan di Maroko.
EmoticonEmoticon